Siang itu,aku sedang
menunggu sahabatku sembari membaca novel di teras kelasku tapi pikiranku
melayang pada suatu sosok yang sedang berdiri di pinggir lapangan itu.Dia yang
sedang tertawa bersama teman-temannya,ntah apa yang sedang mereka bicarakan aku
penasaran.Kucoba menerka-nerka pembicaraan mereka,namun tiba-tiba aku
dikagetkan oleh sesosok cantik bidadari dunia,dan insyaallah bidadari akhirat
juga.Dia sahabatku.Dia sedang tersenyum kepadaku,manis sekali.Aku tersenyum
padanya,kemudian beranjak pergi dari tempat itu.Sempat kupalingkan wajahku
sebentar pada sosok yang disana itu,tak disangka dia juga menoleh ke arahku dan
pandangan kami bertemu.Aku tak dapat melihat dengan jelas arti tatapannya
itu,sedih?senang?bingung?entahlah.Sepintas kenangan-kenangan itu terputar ulang
di depanku.Aku segera mengalihkan pandangan,meninggalkan sosok si pinggir
lapangan itu dengan hati yang teriris..goodbye.
"Ada apaan sih
wen?" Rena mengikuti arah pandangku.Aku segera menarik tangannya,jangan
sampai dia melihat orang itu."Apaan?nggak ada.Yuk!"Astagfirullahalazim..maafkan mata &
hatiku yang masih berkhianat ini ya allah~Bisikku dalam hati.
Sepanjang malam aku
berusaha mengenyahkan perasaan yang bergejolak saat mendapatkan sms dari
seorang ikhwan yang cukup menarik perhatianku,namanya Ridho.Isinya singkat
saja,hanya soal profesionalitas kegiatan ekstra yang kami ikuti bersama.Aku
membalas seperlunya,menghindar dari kemungkinan sekecil mungkin terjadinya
perbauran ikhwan&akhwat. Dia seniorku di sekolah sekaligus salah satu
pengurus komunitas dakwah,dan kali ini menjabat sebagai ketua panitia acara
outbond.Aku sendiri adalah wakil sekretaris acara itu.Acara outbond ini
bertujuan untuk sedikit refreshing dakwah,agar penyampaiannya tidak
monoton,lagipula materi kajian akan menjadi lebih menyenangkan sehingga mudah
dicerna.
Sudah tujuh bulan ini aku
tergabung dalam komunitas dakwah,secara otomatis akupun mulai merubah gaya
hidupku.Diawali dengan memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan seseorang
yang saat itu disebut dengan istilah 'pacar',namanya Reno.Usia hubungan kami
saat itu sudah mencapai tahun ke-3.Hatiku menjerit karenanya,tapi keinginanku
untuk berhijrah jauh lebih besar.Tak jarang aku menangis di sepertiga malam
meluapkan jeritan hatiku pada Ilahi. Itu baru langkah awalku
berhijrah,Selanjutnya aku mulai merubah penampilanku dengan mulai mengenakan
rok &pakaian longgar setiap bepergian,aku juga sudah mulai memanjangkan
hijabku dan mulai mengenakan kaos kaki. Untuk hal ini saja aku juga memperoleh
beban batin tersendiri,pertama karena teman-temanku.Dahulunya kami sering
mengikuti lomba modeling & band bersama,tapi dengan perubahanku
ini,pastinya aku mulai mundur secara perlahan dan membuat mereka merasa asing
dengan keberadaanku.Kedua yang terberat adalah Ibuku. Beliau cukup senang
dengan perubahanku yang sudah mengenakan hijab,tapi beliau merasa kehilangan
diriku yang dulunya bersinar dengan segala prestasi yang kuraih dan kini mulai
banyak menghabiskan waktu mengkaji islam,sehingga secara perlahan mundur dari
dunia modeling,dsb. Sungguh ya
allah..berikanlah aku kekuatan menghadapinya dan ridhailah aku..
Besok paginya di
sekolah,sepertinya Allah masih ingin mengujiku.Reno datang ke kelasku,dia
menarik tanganku dan menyeretku keluar kelas.Aku berusaha melepaskan diri darinya.Beraninya
dia menyentuhku!Aku mengerahkan segenap tenaga hingga akhirnya tanganku
terlepas darinya,dengan wajah yang merah padam aku berkata padanya
"Katakan keperluanmu sekarang..to the point.."Aku mendesis geram.Dia
tersenyum kecut kemudian memalingkan wajahnya.”Ini tentang masalah kita
Wen..mengapa keputusan berakhir hanya dari satu pihak?sedangkan ketika
memulai,itu adalah keputusan bersama.Keputusan kita.Aku ingin kita kembali
seperti dulu.Aku masih sama Wen.."Dia menatapku tajam.Aku memalingkan muka.Astagfirullah~"Aku tahu.Maafkan aku
untuk itu.Tapi sekali lagi kutegaskan,maaf aku tidak bisa kembali seperti
dulu.Aku sudah memilih jalanku yaitu jalan-Nya.Aku hidup hanya mencari ridha
Allah,dan Allah tidak akan ridha jika aku berbagi kasih dengan seseorang yang
bukan mahramku."Aku menjelaskan panjang lebar,amarahku menguap seiring
kusebut Allah dalam pembicaraan ini.Dia masih diam sambil menatapku dalam. Aku
melanjutkan "Tolong mengertilah Ren,ini pilihanku.Kuharap suatu saat kamu
juga akan memilih jalanmu,dan kudoakan yang terbaik untukmu" Aku segera
meninggalkannya setelah mengucapkan salam,sekilas kudengar dia menjawab
salamku.Aku sempat waspada kalau dia akan mengejarku,tapi syukurlah itu tak
terjadi.
"Kuharap kamu tetap
sadar batasan"Rena berkata sambil mengeluarkan buku dari tasnya,aku
menatapnya bingung."Afwan,,tapi maksudmu apa?"Aku bertanya.Dia diam
selama beberapa saat sebelum akhirnya kupaksa berbicara."Tadi..apa
itu?Kenapa Reno menyentuhmu?kalian berbicara sangat eksklusif"Dia
menjelaskan.Aku menghela napas sebentar,"Jadi?Gara-gara itu ya..hmm..itu
tak seperti yang kau pikirkan"Aku mulai mencatat tulisan di papan.Kami
terdiam selama beberapa saat."Keberatankah bercerita padaku?agar aku tidak
su'udzon lagi padamu,afwan ukhty,,ana uhibbuki fillah"Dia tersenyum manis
padaku,mau tak mau aku membalas senyumnya lagi.Aku memang bukan orang yang suka
mengawetkan rasa marah.Sepulang sekolah aku menceritakan kejadian bersama Reno
kepada Rena.Dia memelukku dan menangis meminta maaf.Dia juga menasihatiku , menguatkanku
agar istiqamah di jalan-Nya,dan
mengingatkanku "segala sesuatu yang ditinggalkan karena Allah,maka Allah
akan menggantinya dengan yang jauh lebih baik".
Dua bulan berlalu dengan
tenang,aku sudah mulai bisa menata hatiku,dan teman-teman juga sudah menerima
keputusanku walau dengan resiko mereka meninggalkanku.Aku sudah ikhlas
diperlakukan seperti itu,tapi aku akan tetap menjaga komunikasi dengan
mereka,walau hanya berupa salam,atau chating,dan mentionan di jejaring
sosial.Aku tidak ingin memutus tali silaturahmi,biar bagaimanapun hablum minannas tetap harus dijaga
kan?Mengenai Ibuku,pelan namun pasti insyaallah beliau mulai menerima
keputusanku secara menyeluruh.Aku juga sudah meninggalkan dunia modeling,tarik
suara,dsb yang memperlihatkan segala auratku sebagai wanita.Seluruh bagian
tubuh wanita itu adalah perhiasan,alangkah cantiknya jika perhiasan yang kita
miliki kita tutup rapat agar hanya orang-orang eksklusif yang dapat mengetahui
dan menyentuhnya. Aku semakin mantap dengan jalan yang kupilih.
Enam bulan kemudian,saat
ada forum komunitas dakwah di sekolahku.Aku datang sedikit terlambat karena ada
kewajiban yang harus kutunaikan terlebih dahulu."Assalamualaikum"sapaku,semua
menoleh ke arahku dan menjawab salam.Aku duduk disamping Rena,dia hanya
tersenyum-senyum saja melihatku."Ada apa?"Aku bertanya,dia malah terkikik
pelan "Nggak..nggak ada kok"Aku terus memaksanya,tapi dia hanya
senyum saja.Akupun menyerah dan mulai memfokuskan diri pada bahasan rapat
forum.Kali ini kami membahas tentang kegiatan menyambut Ramadhanyang hendak
kami selenggarakan.Tanganku dengan cekatan menulis ide-ide yang dikemukakan
saudaraku dan ide dari diriku sendiri.Aku berpikir cepat tentang resiko dan
keuntungan dari setiap ide.Aku tenggelam dalam konsentrasiku berpikir hingga
kudengar suara itu,tanganku yang daritadi sibuk menulis kini hanya diam dan
pikiranku kini hanya diam di tempat."Apakah
benar?suara ini..."Tanyaku dalam hati,aku menoleh ke arah datangnya
suara,Subhanallah!Itu Reno! Dia
sedang mengemukakan pendapatnya dan sekaligus mengoreksi pendapat-pendapat
sebelumnya.Aku segera beristigfar,dan mulai kembali berkonsentrasi mencatat dan
menelaah yang dikatakannya.Rena mendekatkan dirinya kepadaku "Kejutan ya..kini
dia seorang ikhwan"Dia berbisik pelan,aku mematung sejenak
"Hmm..alhamdulillah..sepertinya dia sudah memutuskan jalannya.."Aku
balas berbisik pelan."Kita doakan saja,dia istiqamah ya.."Aku hanya
balas mengangguk.
Usai rapat,Reno
memanggilku,aku melihat kedatangannya bersama Ridho yang sedang mengetik
sesuatu di Hp-nya.Kharisma Ridho yang kini menjabat sebagai ketua komunitas ini
memang oke begete,membuat orang segan dan menjaga tutur kata saat berhadapan
dengannya.Aku sempat mengaguminya dulu bahkan sejak aku masih bersama Reno dan membuat
Reno sempat terbakar cemburu.Tapi itu dulu,kini aku hanya melihat mereka berdua
sebagai ikhwan biasa,saudaraku,rekan profesinalitas dalam dakwah.Seharusnya
memang dari dulu begitu,tapi sebagai remaja labil,rasa cintaku pada-Nya mudah
sekali dikalahkan oleh syahwat.Aku bersyukur masuk komunitas dakwah
ini,bergelut dalam dunia rohis membuatku lebih mengenal Tuhanku.Aku begitu
takut akan azab dan pedih neraka-Nya dan begitu mengharap surga dan
ampunannya,oleh karena itulah aku berani melepas segala hal yang membuatku jauh
darinya termasuk mengenai urusan hati.Aku ingat salah surah yaitu An-nur ayat
26,”
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang
baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). “ mendengarnya aku
semakin terpacu untuk mempersiapkan diri menjadi muslimah yang baik.
Aku dan Rena menjawab salam dari kedua ikhwan tersebut,"Syukron atas bantuannya ukhty"Ridho berkata lebih dulu,aku mengangguk sambil berkata "Afwan akhi,saya usahakan insyaallah"kulihat Ridho mengangguk pelan,kemudian pandanganku beralih ke Reno,dia terlihat semakin segar dan tegap sekarang.Wajahnya seolah bercahaya,dia tersenyum "Kau ingat saat itu?kamu bilang,semoga aku menemukan jalan pilihanku.dan subhanallah Allah menunjukkannya padaku,inilah jalanku..terima kasih atas doa dan penyadaranmu saat itu.Maaf juga karena aku melukaimu sebagai muslimah.Maaf sekali"Wajah Reno kini tampak sendu,aku terharu atas kejutan yang Allah berikan padaku ini."Tak apalah akhi..yang lalu cukup dijadikan pelajaran.Aku sudah memafkanmu.Semoga kita semua tetap istiqamah di jalan-Nya.."Kataku yang langsung disambut aminan dari yang lain.Setelah itu kami saling berpamitan dan berjalan menuju arah masing-masing
Aku dan Rena menjawab salam dari kedua ikhwan tersebut,"Syukron atas bantuannya ukhty"Ridho berkata lebih dulu,aku mengangguk sambil berkata "Afwan akhi,saya usahakan insyaallah"kulihat Ridho mengangguk pelan,kemudian pandanganku beralih ke Reno,dia terlihat semakin segar dan tegap sekarang.Wajahnya seolah bercahaya,dia tersenyum "Kau ingat saat itu?kamu bilang,semoga aku menemukan jalan pilihanku.dan subhanallah Allah menunjukkannya padaku,inilah jalanku..terima kasih atas doa dan penyadaranmu saat itu.Maaf juga karena aku melukaimu sebagai muslimah.Maaf sekali"Wajah Reno kini tampak sendu,aku terharu atas kejutan yang Allah berikan padaku ini."Tak apalah akhi..yang lalu cukup dijadikan pelajaran.Aku sudah memafkanmu.Semoga kita semua tetap istiqamah di jalan-Nya.."Kataku yang langsung disambut aminan dari yang lain.Setelah itu kami saling berpamitan dan berjalan menuju arah masing-masing
"Senang rasanya
semua perlahan berjalan membaik,kini tidak ada lagi yang memberatkan
langkahku.semoga Allah meridhainya"Aku berkata lebih kepada diriku sendiri
"Iya ukhty,,bersyukurlah,,masih banyak kejutan-kejutan dari Allah untuk
kita di masa depan.Semoga kita selalu dalam lindungan dan koridor istiqamah
kepada-Nya ya ukh.."
Memang hijrah untuk
berdakwah di jalan-Nya itu membutuhkan waktu ,keberanian,pengorbanan.Rintangan
akan selalu ada,baik yang datang dari luar maupun dalam diri masing-masing.Tapi
ingtalah selalu akan janji Allah,beranilah meninggalkan yang paling berat kau
tinggalkan karena itulah cara menuju surganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar