Label

Sabtu, 01 Juni 2013

Cerpen-Hijrahku

Siang itu,aku sedang menunggu sahabatku sembari membaca novel di teras kelasku tapi pikiranku melayang pada suatu sosok yang sedang berdiri di pinggir lapangan itu.Dia yang sedang tertawa bersama teman-temannya,ntah apa yang sedang mereka bicarakan aku penasaran.Kucoba menerka-nerka pembicaraan mereka,namun tiba-tiba aku dikagetkan oleh sesosok cantik bidadari dunia,dan insyaallah bidadari akhirat juga.Dia sahabatku.Dia sedang tersenyum kepadaku,manis sekali.Aku tersenyum padanya,kemudian beranjak pergi dari tempat itu.Sempat kupalingkan wajahku sebentar pada sosok yang disana itu,tak disangka dia juga menoleh ke arahku dan pandangan kami bertemu.Aku tak dapat melihat dengan jelas arti tatapannya itu,sedih?senang?bingung?entahlah.Sepintas kenangan-kenangan itu terputar ulang di depanku.Aku segera mengalihkan pandangan,meninggalkan sosok si pinggir lapangan itu dengan hati yang teriris..goodbye.

"Ada apaan sih wen?" Rena mengikuti arah pandangku.Aku segera menarik tangannya,jangan sampai dia melihat orang itu."Apaan?nggak ada.Yuk!"Astagfirullahalazim..maafkan mata & hatiku yang masih berkhianat ini ya allah~Bisikku dalam hati.


Sepanjang malam aku berusaha mengenyahkan perasaan yang bergejolak saat mendapatkan sms dari seorang ikhwan yang cukup menarik perhatianku,namanya Ridho.Isinya singkat saja,hanya soal profesionalitas kegiatan ekstra yang kami ikuti bersama.Aku membalas seperlunya,menghindar dari kemungkinan sekecil mungkin terjadinya perbauran ikhwan&akhwat. Dia seniorku di sekolah sekaligus salah satu pengurus komunitas dakwah,dan kali ini menjabat sebagai ketua panitia acara outbond.Aku sendiri adalah wakil sekretaris acara itu.Acara outbond ini bertujuan untuk sedikit refreshing dakwah,agar penyampaiannya tidak monoton,lagipula materi kajian akan menjadi lebih menyenangkan sehingga mudah dicerna.

Sudah tujuh bulan ini aku tergabung dalam komunitas dakwah,secara otomatis akupun mulai merubah gaya hidupku.Diawali dengan memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan seseorang yang saat itu disebut dengan istilah 'pacar',namanya Reno.Usia hubungan kami saat itu sudah mencapai tahun ke-3.Hatiku menjerit karenanya,tapi keinginanku untuk berhijrah jauh lebih besar.Tak jarang aku menangis di sepertiga malam meluapkan jeritan hatiku pada Ilahi. Itu baru langkah awalku berhijrah,Selanjutnya aku mulai merubah penampilanku dengan mulai mengenakan rok &pakaian longgar setiap bepergian,aku juga sudah mulai memanjangkan hijabku dan mulai mengenakan kaos kaki. Untuk hal ini saja aku juga memperoleh beban batin tersendiri,pertama karena teman-temanku.Dahulunya kami sering mengikuti lomba modeling & band bersama,tapi dengan perubahanku ini,pastinya aku mulai mundur secara perlahan dan membuat mereka merasa asing dengan keberadaanku.Kedua yang terberat adalah Ibuku. Beliau cukup senang dengan perubahanku yang sudah mengenakan hijab,tapi beliau merasa kehilangan diriku yang dulunya bersinar dengan segala prestasi yang kuraih dan kini mulai banyak menghabiskan waktu mengkaji islam,sehingga secara perlahan mundur dari dunia modeling,dsb. Sungguh ya allah..berikanlah aku kekuatan menghadapinya dan ridhailah aku..

Besok paginya di sekolah,sepertinya Allah masih ingin mengujiku.Reno datang ke kelasku,dia menarik tanganku dan menyeretku keluar kelas.Aku berusaha melepaskan diri darinya.Beraninya dia menyentuhku!Aku mengerahkan segenap tenaga hingga akhirnya tanganku terlepas darinya,dengan wajah yang merah padam aku berkata padanya "Katakan keperluanmu sekarang..to the point.."Aku mendesis geram.Dia tersenyum kecut kemudian memalingkan wajahnya.”Ini tentang masalah kita Wen..mengapa keputusan berakhir hanya dari satu pihak?sedangkan ketika memulai,itu adalah keputusan bersama.Keputusan kita.Aku ingin kita kembali seperti dulu.Aku masih sama Wen.."Dia menatapku tajam.Aku memalingkan muka.Astagfirullah~"Aku tahu.Maafkan aku untuk itu.Tapi sekali lagi kutegaskan,maaf aku tidak bisa kembali seperti dulu.Aku sudah memilih jalanku yaitu jalan-Nya.Aku hidup hanya mencari ridha Allah,dan Allah tidak akan ridha jika aku berbagi kasih dengan seseorang yang bukan mahramku."Aku menjelaskan panjang lebar,amarahku menguap seiring kusebut Allah dalam pembicaraan ini.Dia masih diam sambil menatapku dalam. Aku melanjutkan "Tolong mengertilah Ren,ini pilihanku.Kuharap suatu saat kamu juga akan memilih jalanmu,dan kudoakan yang terbaik untukmu" Aku segera meninggalkannya setelah mengucapkan salam,sekilas kudengar dia menjawab salamku.Aku sempat waspada kalau dia akan mengejarku,tapi syukurlah itu tak terjadi.

"Kuharap kamu tetap sadar batasan"Rena berkata sambil mengeluarkan buku dari tasnya,aku menatapnya bingung."Afwan,,tapi maksudmu apa?"Aku bertanya.Dia diam selama beberapa saat sebelum akhirnya kupaksa berbicara."Tadi..apa itu?Kenapa Reno menyentuhmu?kalian berbicara sangat eksklusif"Dia menjelaskan.Aku menghela napas sebentar,"Jadi?Gara-gara itu ya..hmm..itu tak seperti yang kau pikirkan"Aku mulai mencatat tulisan di papan.Kami terdiam selama beberapa saat."Keberatankah bercerita padaku?agar aku tidak su'udzon lagi padamu,afwan ukhty,,ana uhibbuki fillah"Dia tersenyum manis padaku,mau tak mau aku membalas senyumnya lagi.Aku memang bukan orang yang suka mengawetkan rasa marah.Sepulang sekolah aku menceritakan kejadian bersama Reno kepada Rena.Dia memelukku dan menangis meminta maaf.Dia juga menasihatiku , menguatkanku  agar istiqamah di jalan-Nya,dan mengingatkanku "segala sesuatu yang ditinggalkan karena Allah,maka Allah akan menggantinya dengan yang jauh lebih baik".
Dua bulan berlalu dengan tenang,aku sudah mulai bisa menata hatiku,dan teman-teman juga sudah menerima keputusanku walau dengan resiko mereka meninggalkanku.Aku sudah ikhlas diperlakukan seperti itu,tapi aku akan tetap menjaga komunikasi dengan mereka,walau hanya berupa salam,atau chating,dan mentionan di jejaring sosial.Aku tidak ingin memutus tali silaturahmi,biar bagaimanapun hablum minannas tetap harus dijaga kan?Mengenai Ibuku,pelan namun pasti insyaallah beliau mulai menerima keputusanku secara menyeluruh.Aku juga sudah meninggalkan dunia modeling,tarik suara,dsb yang memperlihatkan segala auratku sebagai wanita.Seluruh bagian tubuh wanita itu adalah perhiasan,alangkah cantiknya jika perhiasan yang kita miliki kita tutup rapat agar hanya orang-orang eksklusif yang dapat mengetahui dan menyentuhnya. Aku semakin mantap dengan jalan yang kupilih.

Enam bulan kemudian,saat ada forum komunitas dakwah di sekolahku.Aku datang sedikit terlambat karena ada kewajiban yang harus kutunaikan terlebih dahulu."Assalamualaikum"sapaku,semua menoleh ke arahku dan menjawab salam.Aku duduk disamping Rena,dia hanya tersenyum-senyum saja melihatku."Ada apa?"Aku bertanya,dia malah terkikik pelan "Nggak..nggak ada kok"Aku terus memaksanya,tapi dia hanya senyum saja.Akupun menyerah dan mulai memfokuskan diri pada bahasan rapat forum.Kali ini kami membahas tentang kegiatan menyambut Ramadhanyang hendak kami selenggarakan.Tanganku dengan cekatan menulis ide-ide yang dikemukakan saudaraku dan ide dari diriku sendiri.Aku berpikir cepat tentang resiko dan keuntungan dari setiap ide.Aku tenggelam dalam konsentrasiku berpikir hingga kudengar suara itu,tanganku yang daritadi sibuk menulis kini hanya diam dan pikiranku kini hanya diam di tempat."Apakah benar?suara ini..."Tanyaku dalam hati,aku menoleh ke arah datangnya suara,Subhanallah!Itu Reno! Dia sedang mengemukakan pendapatnya dan sekaligus mengoreksi pendapat-pendapat sebelumnya.Aku segera beristigfar,dan mulai kembali berkonsentrasi mencatat dan menelaah yang dikatakannya.Rena mendekatkan dirinya kepadaku "Kejutan ya..kini dia seorang ikhwan"Dia berbisik pelan,aku mematung sejenak "Hmm..alhamdulillah..sepertinya dia sudah memutuskan jalannya.."Aku balas berbisik pelan."Kita doakan saja,dia istiqamah ya.."Aku hanya balas mengangguk.

Usai rapat,Reno memanggilku,aku melihat kedatangannya bersama Ridho yang sedang mengetik sesuatu di Hp-nya.Kharisma Ridho yang kini menjabat sebagai ketua komunitas ini memang oke begete,membuat orang segan dan menjaga tutur kata saat berhadapan dengannya.Aku sempat mengaguminya dulu bahkan sejak aku masih bersama Reno dan membuat Reno sempat terbakar cemburu.Tapi itu dulu,kini aku hanya melihat mereka berdua sebagai ikhwan biasa,saudaraku,rekan profesinalitas dalam dakwah.Seharusnya memang dari dulu begitu,tapi sebagai remaja labil,rasa cintaku pada-Nya mudah sekali dikalahkan oleh syahwat.Aku bersyukur masuk komunitas dakwah ini,bergelut dalam dunia rohis membuatku lebih mengenal Tuhanku.Aku begitu takut akan azab dan pedih neraka-Nya dan begitu mengharap surga dan ampunannya,oleh karena itulah aku berani melepas segala hal yang membuatku jauh darinya termasuk mengenai urusan hati.Aku ingat salah surah yaitu An-nur ayat 26,” wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). “ mendengarnya aku semakin terpacu untuk mempersiapkan diri menjadi muslimah            yang    baik.

Aku dan Rena menjawab salam dari kedua ikhwan tersebut,"Syukron atas bantuannya ukhty"Ridho berkata lebih dulu,aku mengangguk sambil berkata "Afwan akhi,saya usahakan insyaallah"kulihat Ridho mengangguk pelan,kemudian  pandanganku beralih ke Reno,dia terlihat semakin segar dan tegap sekarang.Wajahnya seolah bercahaya,dia tersenyum "Kau ingat saat itu?kamu bilang,semoga aku menemukan jalan pilihanku.dan subhanallah Allah menunjukkannya padaku,inilah jalanku..terima kasih atas doa dan penyadaranmu saat itu.Maaf juga karena aku melukaimu sebagai muslimah.Maaf sekali"Wajah Reno kini tampak sendu,aku terharu atas kejutan yang Allah berikan padaku ini."Tak apalah akhi..yang lalu cukup dijadikan pelajaran.Aku sudah memafkanmu.Semoga kita semua tetap istiqamah di jalan-Nya.."Kataku yang langsung disambut aminan dari yang lain.Setelah itu kami saling berpamitan dan berjalan menuju arah masing-masing

"Senang rasanya semua perlahan berjalan membaik,kini tidak ada lagi yang memberatkan langkahku.semoga Allah meridhainya"Aku berkata lebih kepada diriku sendiri "Iya ukhty,,bersyukurlah,,masih banyak kejutan-kejutan dari Allah untuk kita di masa depan.Semoga kita selalu dalam lindungan dan koridor istiqamah kepada-Nya ya ukh.."

Memang hijrah untuk berdakwah di jalan-Nya itu membutuhkan waktu ,keberanian,pengorbanan.Rintangan akan selalu ada,baik yang datang dari luar maupun dalam diri masing-masing.Tapi ingtalah selalu akan janji Allah,beranilah meninggalkan yang paling berat kau tinggalkan karena itulah cara menuju surganya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar