Bismillahirrahmanirrahim
“Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju
kepada-Nya dan mohonlah ampun kepadanya”-Al-Fushilat :6
Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam
benakku.Tentang bagaimana tapak langkahku dalam hiruk pikuknya kehidupan. Review
di penghujung hari selalu melaporkan berbagai khilaf yang telah dilakukan oleh
raga dan hati pinjaman-Nya ini. Melaporkan juga tentang progress perubahan dari
hari sebelumnya yang membuat tersenyum
miris.
Apa kabar IMAN hari ini?
Apa kabar ILMU hari ini?
Apa kabar HATI hari ini?
Ketiga pertanyaan yang tertempel di sterofoam itu selalu
menyambutku ketika aku memasuki kamar kos ku,seolah menuntut laporan dariku
atas jam-jam yang telah kulalui. Seberapa jauh kah kemajuan yang aku buat?
Melihat progress perubahanku yang tidak terlalu mengagumkan
dan melihat kawan-kawanku yang rasanya sangat “elok” itu kadang membuatku
merasa terlihat “aneh” berada dalam lingkaran mereka. Perasaan minder itu tak jarang menghampiriku
sehingga aku selalu me re-think tentang siapa aku dan tujuan hidupku. Tapi
berbekal sedikit percaya diri aku terus saja melangkah dan bertahan di
lingkaran itu meski harus dengan terseok-seok serta lebam karena jatuh bangun
berkali-kali . Ini tidak semudah yang nampak dari luar,sungguh.
Teringat kutipan perkataan Imam Syafi’i “Barangsiapa yang
tidak mau merasakan pahitnya belajar walau sebentar,maka ia akan merasakan
hinanya kebodohan sepanjang hidupnya” yang seolah membangunkanku dari kelarutan
memikirkan posisiku sekarang . Aku menyadari satu hal dari sini,boleh jadi
segala payah yang kurasakan,itu karena aku sedang berproses,karena aku sedang
belajar. Belajar tidak selalu mengenai ilmu alam atau sosial,belajar juga
mengenai pengelolaan iman dalam kehidupan.
Aku sering lupa ucapanku sendiri pada mutarabbiahku,aku
pernah mengatakan pada mereka bahwa hal-hal sekecil apapun yang membuat kita
menjadi “tahu” itu adalah ilmu.Pernah ketika engkau menghabiskan tiga jam
waktumu untuk sebuah acara,dan kemudian kamu berkata “ Dari tiga jam Cuma dapet
gini doang” . Jujur,aku tidak sependapat dengan itu,aku beranggapan ketika kamu
tahu bahwa acara itu ternyata seperti itu saja,itu adalah ilmu baru buatmu.
Anggap saja demikian . Setidaknya dengan begitu,engkau membiasakan diri untuk
cepat berpikir positif sebelum pikiran-pikiran negatif lainnya datang. Jika
pikiranmu sudah be positive,kamu akan mudah melihat hal-hal positif
lainnya,kamu bisa mengevaluasi acara tersebut meski kamu peserta dan
menjadikannya bekal agar kelak jika memiliki acara serupa bisa menghindarinya.
Lagi, berarti itu salah satu jalan untukmu yang sudah Allah tuliskan,so,jangan
biarkan pikiran negative membutakanmu akan hal-hal ini.
Sedikit perbincangan batin tentang komplikasi hidupku tadi
membuatku menyimpulkan sesuatu bahwa aku harus BERJUANG lebih KERAS . Tidak ada
perjuangan yang sia-sia,aku yakin itu.
MANJADDA WA JADDA!
SEMANGAT LILLAH!
“Tuhan kami,jangan kau
sesatkan hati kami setelah engkau memberikan hidayah kepada kami” – Al-imran :8
Good..
BalasHapus